Leet Media

Ultah Didit Prabowo Dihadiri Anak Para Presiden RI, Siapa Idolamu?

March 24, 2025 By Abril Geralin

24 Maret 2025 – Momen langka terjadi Sabtu malam (22/3/2025) saat Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau yang lebih dikenal sebagai Didit Hediprasetyo, putra semata wayang Presiden Prabowo Subianto, merayakan ulang tahunnya yang ke-41. Perayaan ini menjadi istimewa karena berhasil mengumpulkan anak-anak hingga menantu dari presiden-presiden RI terdahulu dalam satu acara.

Momen spesial ini diabadikan dan dibagikan oleh Annisa Pohan, menantu Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada Minggu (23/3/2025). “Tentang tadi malam. Kami berbagi sesuatu yang tidak banyak orang bisa mengerti. Terima kasih @didit.hediprasetyo, sudah mempertemukan kami tadi malam, selamat ulang tahun, semoga yang terbaik untukmu,” tulis Annisa dalam keterangan unggahannya.

Dalam unggahan tersebut terlihat foto-foto kebersamaan para tamu yang hadir dengan nuansa penuh kehangatan. Mereka kompak mengenakan busana bernuansa raya, dengan Titiek dan Puan mengenakan baju muslim kurung bermotif, sementara Annisa Pohan tampak anggun dengan kaftan. AHY juga terlihat rapi dengan baju koko.

Deretan Nama Penting yang Hadir

Source: KapanLagi.com

Acara ulang tahun Didit Hediprasetyo dihadiri oleh deretan nama penting yang merupakan putra-putri presiden RI dari generasi pertama hingga kedelapan:

  1. Guruh Soekarnoputra, putra Presiden ke-1 Ir. Soekarno
  2. Titiek Soeharto, putri Presiden ke-2 Soeharto sekaligus ibu dari Didit
  3. Ilham Habibie, putra Presiden ke-3 BJ Habibie
  4. Yenny Wahid, putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
  5. Puan Maharani, putri Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri
  6. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono
  7. Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, putra-putra Presiden ke-7 Joko Widodo
  8. Didit Hediprasetyo sendiri, putra Presiden ke-8 Prabowo Subianto

Tak hanya itu, hadir pula pasangan dari masing-masing, seperti Selvi Ananda (istri Gibran), Erina Gudono (istri Kaesang), Siti Rubi Aliya Rajasa (istri Edhie Baskoro Yudhoyono), dan juga cucu presiden seperti Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari (putri Puan Maharani).

Beberapa anggota Kabinet Merah Putih juga turut meramaikan acara, di antaranya Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Riset (Wamendikti) Stella Christie. Gusti Bhre Mangkunegara X juga tampak hadir dalam perayaan tersebut.

Profil Didit Hediprasetyo, Desainer Busana Internasional

Didit Hediprasetyo lahir pada 22 Maret 1984 dari pernikahan Prabowo Subianto dengan Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto yang berlangsung pada tahun 1983. Pasangan ini bercerai pada tahun 1998, namun tetap menjaga hubungan baik demi Didit.

Berbeda dengan ayahnya yang berkiprah di dunia politik, Didit memilih jalur seni dan fashion. Ia menempuh pendidikan di kampus desain bergengsi Parsons The New School for Design di New York, kemudian melanjutkan studinya di Parsons Paris, Perancis, dan lulus pada tahun 2007. Selain mengambil jurusan fashion design, putra Prabowo ini juga mempelajari fotografi, melukis, dan sejarah seni.

Dibesarkan di Boston, Amerika Serikat, Didit tumbuh menjadi seorang desainer busana yang karya-karyanya diakui secara internasional. Desainnya memiliki ciri khas sleek, elegan, dan minimalis. Klien-kliennya termasuk selebriti papan atas seperti Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, bahkan penyanyi asal Kanada, Carly Rae Jepsen.

Meski dikenal sebagai putra presiden, Didit lebih suka dikenal karena prestasinya sendiri. Ia tetap fokus mengembangkan kariernya di dunia fashion dan jarang tampil di media terkait politik.

Silaturahmi dan Pesan Persatuan di Tengah Dinamika Politik

Source: VIVA

AHY yang juga hadir dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa suasana pertemuan berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan. “Suasananya sangat baik, saya senang sekali tadi malam walaupun saya datang agak terlambat karena sebelumnya ada acara di tempat yang lain, tetapi suasana yang penuh dengan kekeluargaan. Jarang-jarang juga, unik sekali, keluarga bisa dikatakan putra-putri Presiden dan mantan Presiden di satu meja bersenda gurau,” kata AHY saat diwawancarai di Gedung DPP Demokrat, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (23/3/2025).

Menurut AHY, silaturahmi antar tokoh penting ini membawa energi positif dan mampu meredam kompetisi politik yang terkadang memanas. “Tapi juga membicarakan hal-hal yang baik untuk negeri ini dan saya rasa indah kalau antar pemimpin, antar tokoh, juga keluarganya ini juga bisa terus menyambung silaturahmi dan juga terus memiliki energi positif,” ujar AHY.

“Ini menjadi contoh yang baik, menjadi role model dalam situasi yang kita ketahui politik itu seringkali panas berbeda dan lain sebagainya. Tapi ditunjukkan bahwa ternyata pada akhirnya persahabatan persaudaraan itu juga lebih penting dari sekadar kompetisi politik,” tambahnya.

AHY juga menekankan pentingnya memisahkan silaturahmi dengan kompetisi politik. “Pada saatnya kompetisi ya kompetisi, kita menjadi kompetitor ingin sukses, ingin menang, pasti. Tapi setelah selesai ya sudah kita bareng-bareng lagi, kita akur lagi, kita dekat lagi dan tidak ada membawa perasaan-perasaan yang tidak baik,” katanya.

Momen Simbolis Persatuan Bangsa

Perayaan ulang tahun Didit Hediprasetyo ini tidak hanya menjadi momen kebersamaan keluarga, tetapi juga momen simbolis yang menunjukkan persatuan di tengah keberagaman latar belakang politik. Dalam satu ruangan, berkumpul keturunan dari delapan presiden Republik Indonesia dengan segala perbedaan ideologi dan latar belakang politik yang pernah mereka atau orangtua mereka wakili.

Momen ini memberi pesan kuat bahwa di atas semua perbedaan politik, nilai persahabatan, kekeluargaan, dan kebersamaan tetap menjadi prioritas. Hal ini menjadi teladan berharga bagi masyarakat Indonesia yang sering terpecah akibat perbedaan politik.

Didit Hediprasetyo, yang berulang tahun ke-41, secara tidak langsung telah menjadi jembatan yang menyatukan berbagai elemen penting dalam sejarah kepemimpinan Indonesia. Meski ia sendiri memilih jalur berbeda dari dunia politik, perannya dalam menyatukan keluarga-keluarga pemimpin bangsa patut diapresiasi sebagai kontribusi nyata bagi persatuan Indonesia.