Leet Media

Fisika Makin Kurang diminati Siswa, Jurusan Fisika di Kampus Indonesia Terancam Tutup!

March 15, 2025 By Abril Geralin

15 Maret 2025 – Indonesia sedang menghadapi fenomena yang mengkhawatirkan dalam dunia pendidikan sains. Minat siswa terhadap jurusan fisika mengalami penurunan signifikan, hingga menyebabkan beberapa program studi fisika di universitas terpaksa ditutup. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada dunia akademik, tetapi juga mengancam kemampuan Indonesia dalam mengembangkan teknologi dan bersaing di kancah global.

Alarm dari Kementerian, Beberapa Kampus Sudah Tutup Prodi Fisikanya

Source: Kompas.com

Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi (Minatsaintek), Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi (Ditjen Saintek) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Yudi Darma, mengungkapkan keprihatinannya terhadap fenomena ini.

“Sekarang mahasiswa, ini mohon maaf nih, informasi dari teman-teman dekan MIPA, jadi peminat MIPA itu menurun sekarang, khususnya fisika. Ada beberapa kampus yang udah tutup prodi fisikanya,” tutur Guru Besar bidang keahlian Fisika Material di Departemen Fisika, Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut.

Data menunjukkan bahwa di beberapa universitas ternama, jurusan fisika hanya diminati oleh sedikit pendaftar. Contohnya, di Universitas Airlangga (Unair), jurusan Fisika hanya diminati oleh 62 pendaftar pada tahun 2022. Demikian pula di Universitas Hasanuddin (Unhas), jurusan Fisika termasuk dalam lima jurusan dengan peminat terendah pada tahun 2023.

Mengapa Minat Terhadap Fisika Menurun?

Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si, Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Kerjasama FMIPA UGM, mengidentifikasi beberapa faktor utama yang menyebabkan menurunnya minat terhadap jurusan fisika:

1. Metode Pengajaran yang Kurang Menarik

Sistem pendidikan saat ini masih berfokus pada hafalan rumus dan teori tanpa memberikan pengalaman eksplorasi yang cukup. “Belum lagi, kurangnya eksperimen dan praktik langsung membuat Fisika terasa abstrak dan sulit dipahami,” kata Wiwit.

Di banyak sekolah, cara pengajaran Fisika masih berfokus pada teori dan penghitungan matematis yang membosankan bagi sebagian siswa. Pembelajaran berbasis eksperimen yang seharusnya menjadi kunci pemahaman konsep fisika justru minim dilakukan karena keterbatasan fasilitas laboratorium.

2. Persepsi Bahwa Fisika Sulit dan Tidak Relevan

Banyak siswa menganggap fisika sebagai ilmu yang sulit dan hanya untuk orang jenius. “Ketidakmampuan melihat manfaat langsung dari ilmu sains membuat mereka kehilangan motivasi untuk mempelajarinya. Banyak siswa merasa takut terhadap simbol, angka, dan persamaan matematika yang kompleks. Narasi bahwa hanya orang jenius yang bisa memahami membuat banyak siswa menyerah sebelum mencoba,” ujar Wiwit.

Padahal, banyak perangkat teknologi yang digunakan sehari-hari seperti smartphone, internet, dan kendaraan listrik adalah hasil aplikasi ilmu fisika.

3. Kurangnya Informasi tentang Prospek Karier

Salah satu alasan utama mengapa siswa enggan memilih jurusan Fisika adalah kurangnya informasi mengenai prospek kerja setelah lulus. Jika dibandingkan dengan jurusan seperti Teknik Informatika, Kedokteran, atau Manajemen yang memiliki jalur karier yang jelas dan menjanjikan, Fisika masih dianggap kurang menawarkan peluang kerja yang menarik.

4. Minimnya Figur Inspiratif di Bidang Sains

“Sains jarang dipromosikan melalui media populer, sementara profesi di bidang bisnis, seni, dan hiburan lebih banyak mendapat sorotan. Akibatnya, siswa kurang memiliki role model ilmuwan atau inovator yang dapat menginspirasi mereka. Mungkin jaman saya dulu ada Pak Habibie yang begitu saya idolakan seorang teknokrat hebat. Nampaknya kita perlu figur-figur ahli sains yang sering ditampilkan di media,” ujar Wiwit.

5. Dominasi Tren Teknologi Informasi dan Digitalisasi

Saat ini, bidang teknologi informasi dan digitalisasi semakin berkembang pesat. Jurusan-jurusan seperti ilmu komputer, Data Science, dan Artificial Intelligence menjadi lebih populer karena dianggap memiliki prospek kerja yang lebih menjanjikan dan gaji yang lebih tinggi. Akibatnya, banyak siswa yang lebih memilih untuk masuk ke bidang tersebut daripada Fisika.

Indonesia Terancam Hanya Jadi Pemakai

Menurunnya minat terhadap fisika memiliki implikasi serius bagi masa depan Indonesia. Yudi Darma menegaskan, “Sementara itu teknologi tak bisa berdiri tanpa basis fisika. Kalau misalkan adik-adik kita, anak-anak kita nggak mau belajar itu, kita akhirnya jadi pemakai saja.”

Wiwit juga memperingatkan dampak jangka panjang dari fenomena ini:

  1. Ketergantungan Teknologi: Indonesia akan terus ketergantungan teknologi pada negara asing. Tanpa memiliki ilmuwan dan insinyur yang kompeten, Indonesia hanya akan menjadi konsumen teknologi, bukan produsen.
  2. Daya Saing Global yang Lemah: Di era persaingan saat ini, negara-negara maju seperti China, Jepang, Taiwan, Korea dan Amerika Serikat berinvestasi besar-besaran dalam riset sains dan teknologi. Jika generasi muda Indonesia tidak tertarik pada sains, tentu akan membuat semakin tertinggal dalam persaingan global.
  3. Minimnya Inovasi untuk Masalah Nasional: Negara kita akan minim memiliki inovasi untuk menyelesaikan masalah nasional seperti krisis energi, perubahan iklim, ketahanan pangan, dan mitigasi bencana alam. “Tanpa ilmuwan dan peneliti muda, sulit bagi Indonesia untuk menemukan solusi inovatif bagi masalah-masalah ini,” kata Wiwit.

Solusi untuk Meningkatkan Minat Siswa Terhadap Fisika

Source: Antara News

Meningkatkan minat siswa mempelajari dan mendalami sains, khususnya fisika, menjadi tantangan bangsa Indonesia ke depan. Berikut beberapa solusi strategis:

1. Reformasi Metode Pembelajaran

2. Menghubungkan Fisika dengan Kehidupan Nyata

3. Program Rapsodi Sains dan Teknologi

Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi sedang mengembangkan program “Rapsodi Sains dan Teknologi” untuk mengakrabkan sains dan teknologi kepada masyarakat melalui pendekatan sejarah hingga seni.

“Mungkin kalau mungkin langsung ini konferensi tentang fisika quantum fisik atau apa itu, mungkin nggak ada yang dekat. Nah kita mungkin mencoba cari cara gitu, mungkin ada pertunjukan seninya, kita cari sejarahnya,” jelas Yudi Darma.

4. Memperkenalkan Figur Inspiratif

5. Diplomasi Sains

Ketua Tim Diseminasi, Pemanfaatan, dan Program Kolaborasi, Iradhatie Wurinanda mengatakan Direktorat Minatsaintek akan menjalankan program diplomasi sains dengan menggandeng komunitas-komunitas dan asosiasi ilmuwan. Sudut pandang para scientists diharapkan dapat menyuarakan sains dan teknologi dari sosok yang terpercaya.

“Trust-nya itu; mereka lebih dipercaya oleh masyarakat,” tutur Ira.

Fisika Sebagai Fondasi Kemajuan Teknologi

Fisika adalah fondasi bagi banyak inovasi di dunia modern. Menurunnya minat terhadap fisika bukan hanya masalah pendidikan, tetapi juga masalah strategis nasional. Jika Indonesia ingin menjadi negara maju yang berdaya saing tinggi, maka menumbuhkan kembali minat generasi muda terhadap fisika dan sains pada umumnya adalah sebuah keharusan.

Tanpa upaya serius untuk mengatasi krisis ini, Indonesia berisiko kehilangan generasi ilmuwan dan insinyur yang seharusnya menjadi motor kemajuan teknologi dan industri di masa depan. Mari selamatkan jurusan fisika dari kepunahan, karena masa depan teknologi Indonesia bergantung padanya.