March 14, 2025 By Rio Baressi
14 Maret 2025 – Korupsi telah lama menjadi momok bagi pembangunan di Indonesia, menyebabkan berbagai sektor penting, seperti pendidikan dan kesehatan, mengalami stagnasi. Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini mengungkapkan rencana ambisiusnya untuk membangun penjara khusus koruptor di pulau terpencil sebagai bagian dari langkah nyata untuk mengatasi masalah ini.
Dalam pidatonya di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah pada 13 Maret 2025, Presiden Prabowo mengumumkan rencana untuk membangun penjara di lokasi terpencil dengan pengamanan ketat.
“Kita akan cari pulau, kalau mereka keluar biar ketemu sama hiu,” ungkap Prabowo dengan nada tegas. Penjara ini dirancang tidak hanya sebagai fasilitas pemasyarakatan, tetapi juga sebagai simbol isolasi total bagi pelaku korupsi.
Menurut Prabowo, langkah ini bertujuan untuk memberikan efek jera kepada koruptor yang selama ini merugikan negara dan menyengsarakan rakyat.
“Koruptor-koruptor itu yang membuat guru, dokter, perawat, dan petani menjadi kesulitan,” tambahnya.
Korupsi telah lama menjadi tantangan besar bagi pemerintahan Indonesia. Data menunjukkan bahwa pada 2023, kapasitas lembaga pemasyarakatan di Indonesia telah melampaui batas dengan overkapasitas mencapai 89,35%. Fenomena ini diperburuk oleh fakta bahwa beberapa koruptor masih menikmati fasilitas mewah di balik jeruji besi, seperti kasus di Lapas Sukamiskin dan Pondok Bambu.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa korupsi adalah salah satu penyebab utama kebocoran anggaran negara, yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat. “Tidak ada negara yang bisa maju jika korupsi masih merajalela,” kata Prabowo dalam pidato di World Governments Summit 2025.
Rencana ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman. Namun, Boyamin menekankan bahwa hukuman penjara saja tidak cukup untuk memberikan efek jera. Ia mengusulkan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset agar seluruh harta hasil korupsi dapat disita.
“Koruptor harus dimiskinkan, sehingga tidak ada celah bagi mereka untuk menikmati hasil korupsi,” ujar Boyamin. Ia juga mengingatkan bahwa pembangunan penjara terpencil harus disertai dengan reformasi sistem pemasyarakatan agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang di dalam penjara.
Wacana penjara terpencil ini mengingatkan pada Alcatraz, penjara terkenal di Amerika Serikat yang berlokasi di Teluk San Francisco. Alcatraz dikenal sebagai tempat yang tidak dapat ditembus dan menjadi simbol pengamanan maksimum. Meskipun akhirnya ditutup pada 1963, Alcatraz menjadi inspirasi bagi banyak negara dalam menciptakan penjara yang memberikan efek jera maksimal.
Presiden Prabowo berkomitmen untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi. Ia menegaskan bahwa dirinya siap menghadapi segala risiko demi memberantas korupsi di Indonesia.
“Saya siap mati untuk bangsa dan negara ini. Mafia mana pun saya tidak takut,” tegasnya.
Pembangunan penjara khusus koruptor ini diharapkan menjadi awal dari langkah besar menuju Indonesia yang lebih transparan dan bebas korupsi. Namun, keberhasilan inisiatif ini akan sangat bergantung pada dukungan legislatif, pengawasan masyarakat, dan keberanian pemerintah untuk melawan segala bentuk penyimpangan.
Rencana Prabowo Subianto untuk membangun penjara khusus koruptor di pulau terpencil adalah langkah progresif yang patut diapresiasi. Dengan menggabungkan isolasi fisik, reformasi hukum, dan penyitaan aset, inisiatif ini memiliki potensi besar untuk mengurangi tingkat korupsi di Indonesia. Namun, implementasi yang tepat dan pengawasan ketat akan menjadi kunci keberhasilan dari rencana ambisius ini.