Leet Media

Profesor dari ITS Berhasil Kembangkan BBM RON 98 Hingga 102 Dengan Cara Mencampurkan Biomassa dengan Plastik

March 13, 2025 By Rio Baressi

Sumber: its.ac.id

13 Maret 2025 – Salah satu aspek penting yang perlu dipahami adalah Research Octane Number (RON), yang berperan dalam menentukan kualitas bahan bakar. Guru besar Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof. Dr. Hendro Juwono MSi, menjelaskan berbagai faktor yang memengaruhi RON dan bagaimana blending dapat memengaruhi performa kendaraan.

Apa Itu RON dan Mengapa Penting?

Research Octane Number (RON) adalah ukuran ketahanan bahan bakar terhadap ketukan mesin atau knocking. Semakin tinggi angka RON, semakin tahan bahan bakar terhadap tekanan tinggi sebelum terbakar. Knocking dapat menurunkan efisiensi pembakaran, merusak mesin, dan menyebabkan konsumsi bahan bakar yang boros.

Bahan bakar umumnya mengandung senyawa oktana (C8), tetapi tidak selalu dalam bentuk murni. Komposisi hidrokarbon mulai dari C7 hingga C9 dapat memengaruhi RON. Selain itu, struktur rantai karbon juga berperan penting, di mana senyawa bercabang seperti iso-oktana lebih efektif meningkatkan RON dibandingkan dengan rantai lurus seperti n-oktana.

Faktor yang Mempengaruhi RON dalam Blending BBM

Blending BBM adalah proses pencampuran berbagai fraksi hidrokarbon untuk mencapai angka RON tertentu. Menurut Prof. Hendro, prinsip utama dalam blending BBM adalah menjaga keseimbangan komposisi hidrokarbon yang dicampurkan agar tetap stabil dan sesuai dengan kebutuhan mesin.

“Semakin banyak senyawa bercabang seperti iso-oktana, maka semakin tinggi pula RON bensin tersebut,” ujarnya.

Blending dilakukan dengan mengombinasikan fraksi ringan seperti C8 yang digunakan untuk bensin dengan fraksi lainnya seperti C7 atau C9. Namun, jika pencampuran dilakukan secara tidak tepat atau berlebihan, bisa berdampak buruk pada performa mesin dalam jangka panjang.

Zat Aditif untuk Meningkatkan RON

Untuk mencapai RON tertentu, bahan bakar bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif. Beberapa zat aditif umum yang sering digunakan antara lain:

Namun, Prof. Hendro mengingatkan bahwa meskipun angka RON tinggi, itu tidak selalu menjamin kualitas pembakaran yang lebih baik. Performa akhir bahan bakar tetap bergantung pada keseimbangan komponen kimianya.

“Meskipun bensin memiliki RON tinggi, campuran yang tidak seimbang bisa menyebabkan pembakaran tidak efisien dan merusak mesin,” katanya.

Inovasi BBM dari Limbah Plastik dan Biomassa

Dalam upaya mencari solusi energi berkelanjutan, Prof. Hendro juga mengembangkan metode pirolisis untuk mengubah limbah plastik dan biomassa menjadi bahan bakar dengan RON 98 hingga 102. Plastik yang selama ini menjadi permasalahan lingkungan, ternyata memiliki struktur kimia yang mirip dengan bahan bakar fosil.

Namun, proses pirolisis plastik membutuhkan suhu tinggi hingga 400 derajat Celsius, yang memerlukan energi besar. Untuk mengatasi ini, ia mencampurkan limbah plastik dengan biomassa seperti minyak nyamplung, Crude Palm Oil (CPO), dan Waste Cooking Oil (WCO). Pencampuran ini menurunkan suhu proses menjadi 300 derajat Celsius, sehingga lebih hemat energi hingga 25 persen.

“Mengubah limbah menjadi energi adalah langkah nyata untuk mengatasi krisis lingkungan dan energi secara bersamaan,” ujarnya.

Blending BBM dan angka RON adalah faktor krusial dalam menentukan performa bahan bakar dan efisiensi kendaraan. Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat dapat memilih bahan bakar sesuai dengan kebutuhan mesin mereka. Selain itu, inovasi dalam mengolah limbah plastik dan biomassa menjadi BBM ber-RON tinggi dapat menjadi solusi berkelanjutan bagi masa depan energi di Indonesia.

Dengan teknologi dan prinsip ilmiah yang tepat, diharapkan riset ini dapat berkontribusi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 7 tentang energi bersih dan terjangkau serta SDGs 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.