Leet Media

Dewan Pengawas Danantara, Penjaga Aset Negara Rp14.678 Triliun

February 25, 2025 By Abril Geralin

25 Februari 2025 – Kemarin, tanggal 24 Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan badan pengelola kekayaan negara terbesar dalam sejarah Indonesia, Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau yang dikenal dengan Danantara Indonesia. Lembaga superholding BUMN ini akan mengelola dana sebesar US$900 miliar (setara Rp14.715 triliun), menjadikannya salah satu sovereign wealth fund (SWF) terbesar di dunia.

Pengangkatan Resmi Dewan Pengawas Danantara

Source: Sindonews.com

Peluncuran Danantara oleh Presiden Prabowo ditandai dengan penandatanganan tiga landasan hukum penting: Undang-undang No. 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN, Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kelola BPI Danantara, serta Keputusan Presiden No. 30 Tahun 2025 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana BPI Danantara Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto sendiri bertindak sebagai Pembina BPI Danantara, menunjukkan betapa strategisnya lembaga ini bagi masa depan ekonomi Indonesia. Sementara itu, sejumlah mantan presiden, termasuk Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo, ditunjuk sebagai anggota Dewan Penasehat.

Profil Dewan Pengawas, Penjaga Aset Negara

Dewan Pengawas BPI Danantara dipimpin oleh Erick Thohir sebagai Ketua dan Muliaman D. Hadad sebagai Wakil Ketua. Menariknya, Muliaman sebelumnya sempat menjabat sebagai Kepala BPI Danantara saat dilantik Presiden Prabowo pada 22 Oktober 2024, namun kini posisinya bergeser menjadi Wakil Ketua Dewan Pengawas.

Erick Thohir, Dari Menteri BUMN ke Ketua Dewan Pengawas

Pengangkatan Erick Thohir sebagai Ketua Dewan Pengawas Danantara merupakan kelanjutan dari perannya sebagai Menteri BUMN, menunjukkan kepercayaan Presiden Prabowo terhadap kapabilitasnya dalam mengawasi pengelolaan aset-aset negara. Pengalamannya mengelola berbagai bisnis dan BUMN diharapkan dapat membawa nilai tambah bagi pengawasan Danantara.

Sebagai Ketua Dewan Pengawas, Erick Thohir akan memimpin pengawasan terhadap pengelolaan tujuh BUMN strategis dengan total aset mencapai Rp9.286,24 triliun. Tanggung jawab besar ini mencakup PT PLN, PT Pertamina, PT Telkom, PT MIND ID, dan tiga bank BUMN terbesar: Bank Mandiri, BNI, dan BRI.

Muliaman D. Hadad, Pengalaman Panjang di Sektor Keuangan

Muliaman D. Hadad yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pengawas membawa pengalaman panjang di sektor keuangan. Sebelum bergabung dengan Danantara, Muliaman pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Deputi Gubernur Bank Indonesia.

Pengangkatannya sebagai Wakil Ketua Dewan Pengawas menunjukkan pentingnya pengalaman dalam regulasi dan pengawasan keuangan bagi operasional Danantara. Keahliannya diharapkan dapat memperkuat sistem pengawasan superholding BUMN ini.

Sri Mulyani, Menjaga Keuangan Negara

Salah satu anggota Dewan Pengawas yang paling dikenal publik adalah Sri Mulyani. Dengan latar belakangnya sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani dipercaya memiliki pemahaman mendalam tentang pengelolaan keuangan negara.

Keterlibatan Sri Mulyani dalam Dewan Pengawas BPI Danantara menunjukkan pentingnya sinergi antara kebijakan fiskal pemerintah dengan pengelolaan aset-aset negara oleh Danantara. Pengalamannya di level internasional juga diharapkan dapat membawa perspektif global dalam pengawasan Danantara.

Tony Blair, Perspektif Internasional

Kehadiran Tony Blair, mantan Perdana Menteri Inggris, sebagai anggota Dewan Pengawas BPI Danantara merupakan langkah berani yang menunjukkan ambisi global Danantara. Pengalaman Blair memimpin Inggris dan keterlibatannya dalam berbagai lembaga internasional pasca masa jabatannya diharapkan dapat membawa wawasan global dan jaringan internasional yang berharga.

Pengangkatan tokoh internasional seperti Blair menunjukkan bahwa Danantara tidak hanya berfokus pada pengelolaan aset dalam negeri, tetapi juga berambisi untuk menjadi pemain global dalam arena sovereign wealth fund.

Tantangan dan Harapan bagi Dewan Pengawas

Dewan Pengawas BPI Danantara menghadapi tantangan besar dalam mengawasi pengelolaan dana US$900 miliar. Sebagai perbandingan, jumlah ini hampir setara dengan PDB Indonesia. Tanggung jawab utama mereka adalah memastikan transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas pengelolaan dana tersebut untuk kepentingan rakyat Indonesia.

Dengan total aset tujuh BUMN yang dikelola mencapai Rp9.286,24 triliun, Dewan Pengawas juga harus memastikan bahwa pengembangan Danantara dapat mengoptimalkan pengelolaan aset negara dan meningkatkan akuntabilitas keuangan.

Keberadaan Dewan Pengawas yang diisi oleh tokoh-tokoh berpengalaman baik dari dalam maupun luar negeri diharapkan dapat menjamin tata kelola yang baik dan mencegah penyalahgunaan dana. Lebih dari itu, mereka juga diharapkan dapat memberikan arahan strategis bagi Badan Pelaksana yang dipimpin oleh Rosan Roeslani sebagai CEO, Dony Oskaria sebagai COO, dan Pandu Patria Sjahrir sebagai CIO.

Pada akhirnya, kesuksesan Dewan Pengawas dalam menjalankan tugasnya akan menjadi kunci bagi kesuksesan Danantara dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia di masa depan. Dengan struktur pengawasan yang kuat, Danantara berpotensi menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia.