February 21, 2025 By jay
21 Februari 2025 – Perjalanan iPhone menghadirkan babak baru dengan hadirnya iPhone 16e, namun sepertinya tidak semua yang berkilau adalah emas. Apple baru saja mengumumkan peluncuran iPhone 16e secara global, sekaligus mengakhiri era iPhone SE yang telah menemani pengguna selama bertahun-tahun. Keputusan ini mengejutkan banyak penggemar yang berharap akan kelanjutan seri iPhone SE.
Meski hadir dengan chip A18 yang sama dengan iPhone 16 reguler, iPhone 16e terasa seperti produk yang masih mencari jati diri. Perangkat ini hanya tersedia dalam dua pilihan warna: hitam dan putih matte sebuah pilihan yang menuai kritik dari komunitas penggemar Apple yang terbiasa dengan pilihan warna lebih beragam pada seri iPhone lainnya.
Bagi konsumen Indonesia, peluncuran iPhone 16e masih menyisakan tanda tanya besar. Dari 59 negara yang masuk dalam gelombang pertama distribusi, hanya Singapura, Malaysia, dan Thailand yang mewakili Asia Tenggara. Indonesia masih harus menunggu, dengan jadwal yang belum ditentukan. Sebelum bisa dipasarkan di Tanah Air, iPhone 16e harus melalui serangkaian proses sertifikasi, termasuk memenuhi standar TKDN dan Postel.
Apple akhirnya mengungkap kartu terakhirnya dalam jajaran iPhone 16 series dengan meluncurkan iPhone 16e pada Rabu lalu. Peluncuran ini sekaligus mengakhiri spekulasi panjang tentang nasib iPhone SE, lini ponsel terjangkau Apple yang kini resmi dipensiunkan bersama iPhone 14 dan iPhone 14 Plus.
Jauh sebelum peluncuran, rumor beredar bahwa Apple akan merilis iPhone SE generasi keempat. Namun alih-alih melanjutkan warisan iPhone SE, perusahaan asal Cupertino ini justru memilih nama iPhone 16e – sebuah keputusan yang membuat banyak penggemar setia iPhone SE kecewa. Bagi mereka yang mengharapkan ponsel kompak dengan layar di bawah 6 inci, iPhone 16e mungkin bukan jawaban yang mereka cari.
Apple kembali membuktikan komitmennya terhadap lingkungan melalui iPhone 16e, yang tidak hanya mengedepankan teknologi tetapi juga kepedulian terhadap bumi. Dalam peluncuran terbarunya, perangkat ini dibuat dengan memanfaatkan lebih dari 30% bahan daur ulang, menandai langkah besar dalam upaya Apple mengurangi dampak lingkungan.
Dari 59 negara yang masuk daftar distribusi awal, Indonesia masih absen dari radar Apple. Di kawasan Asia Tenggara sendiri, hanya Singapura, Malaysia, dan Thailand yang mendapat privilege untuk menjual iPhone 16e di gelombang pertama. Meski Apple menjanjikan kehadiran iPhone 16e di Indonesia, tidak ada kepastian kapan tepatnya hal ini akan terjadi. Perangkat masih harus melalui serangkaian birokrasi, termasuk memenuhi standar TKDN dan mendapat sertifikasi Postel.
Meski menggunakan chip A18 yang sama dengan iPhone 16 reguler, beberapa aspek iPhone 16e terasa seperti kompromi. Setup kamera tunggal 48MP, meski diklaim memiliki kemampuan ganda, tetap sulit mengimbangi setup multi-kamera yang dimiliki saudaranya yang lebih mahal. Hilangnya tombol Home juga bisa jadi pertanda bahwa Apple mulai meninggalkan elemen nostalgik yang selama ini menjadi ciri khas iPhone SE.
Pilihan warna iPhone 16e menjadi sasaran kritik paling keras dari komunitas. Hanya tersedia dalam hitam dan putih matte, iPhone 16e terasa seperti produk yang kehilangan semangat. Dibandingkan dengan iPhone 16 yang hadir dalam warna-warna cerah seperti merah muda, biru kehijauan, dan biru laut, iPhone 16e terkesan membosankan dan kurang berkarakter.
Meski keduanya menggunakan panel OLED 6,1 inci, ada perbedaan signifikan dalam hal kecerahan. iPhone 16e mampu mencapai kecerahan 800 nits, sedangkan iPhone 16 bisa mencapai 1.000 nits. Perbedaan 200 nits ini mungkin terasa kecil di atas kertas, namun bisa sangat berarti saat menggunakan ponsel di bawah sinar matahari langsung.
Dalam hal fotografi, perbedaannya cukup mencolok. iPhone 16e hadir dengan setup kamera tunggal 48MP yang mungkin cukup untuk penggunaan sehari-hari. Namun, iPhone 16 menawarkan fleksibilitas lebih dengan dual kamera – lensa utama 48MP dan ultrawide 12MP. Ini memberikan lebih banyak opsi kreatif dalam fotografi.
Dengan selisih harga $200 ($599 vs $799), pemilihan antara kedua model ini menjadi lebih kompleks. iPhone 16e mungkin tidak menawarkan semua fitur premium saudaranya, namun perbedaan harga yang signifikan membuatnya menjadi pilihan menarik bagi yang ingin merasakan pengalaman iPhone terbaru tanpa menguras kantong terlalu dalam.
Dengan label harga £599, iPhone 16e sulit dikategorikan sebagai ponsel terjangkau. Sebuah thread Reddit yang ramai mendebatkan hal ini menunjukkan kekecewaan konsumen. “Di dunia mana $600 merupakan ponsel ‘murah’? Tidak di dunia nyata, itu sudah pasti,” tulis salah satu pengguna.Selain itu, ada lagi konsumen yang menulis “Ini ponsel murah, apa yang Anda harapkan.” Meski beberapa membela keputusan Apple dengan argumen pengurangan biaya produksi, sulit untuk tidak melihat iPhone 16e sebagai produk yang terjebak di antara segmen premium dan terjangkau.
Keputusan Apple untuk menghentikan lini iPhone SE sambil meluncurkan iPhone 16e menimbulkan pertanyaan tentang strategi jangka panjang perusahaan. Apakah ini sinyal bahwa Apple sepenuhnya meninggalkan segmen ponsel kompak terjangkau? Atau apakah iPhone 16e adalah eksperimen untuk menguji reaksi pasar terhadap repositioning produk entry-level mereka?
Bagi konsumen Indonesia, ketidakpastian jadwal rilis dan harga lokal menambah daftar pertimbangan sebelum memutuskan untuk menunggu iPhone 16e. Terlebih lagi, model-model iPhone 16 lainnya juga belum tersedia di pasar Indonesia, menunjukkan kompleksitas distribusi Apple di negara ini.
Peluncuran iPhone 16e menandai perubahan signifikan dalam strategi Apple untuk segmen entry-level mereka. Namun, dengan berbagai kompromi yang ada, sulit untuk tidak melihat iPhone 16e sebagai produk yang masih mencari jati dirinya – terlalu mahal untuk disebut terjangkau, namun tidak cukup premium untuk bersaing dengan saudaranya yang lebih mahal. Waktu yang akan membuktikan apakah keputusan Apple ini tepat atau justru menjadi langkah mundur dalam evolusi iPhone.