February 11, 2025 By jay
11 Februari 2025 – Ambisi Indonesia untuk memperkuat armada pertahanan maritimnya dengan kapal induk mendapat dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto. Rencana strategis ini menjadi sorotan setelah berbagai pejabat tinggi militer dan pemerintahan melakukan serangkaian kunjungan dan kajian ke berbagai negara produsen kapal induk.
Di tengah dinamika geopolitik kawasan yang semakin kompleks, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat armada pertahanan maritim. Hal ini terlihat dari pernyataan Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali pada awal Februari 2025 di Markas Besar TNI AL, Cilangkap. Ali menegaskan kebutuhan mendesak akan kapal induk, terutama untuk mendukung Operasi Militer Selain Perang (OMSP), yang mencakup berbagai misi termasuk bantuan kemanusiaan dan penanganan bencana alam.
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI bersama TNI AL telah memulai kajian komprehensif mengenai pengadaan kapal induk jenis Landing Helicopter Dock (LHD). Brigjen Frega Wenas Inkiriwang, Kepala Biro Info Pertahanan Stjen Kemenhan RI, mengungkapkan bahwa kajian ini tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga mempertimbangkan keselarasan dengan strategi pertahanan nasional jangka panjang. Pengkajian mencakup analisis mendalam tentang kemampuan operasional dalam konteks Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP), serta implikasi logistik dan pemeliharaan jangka panjang.
KSAL Muhammad Ali telah melakukan serangkaian kunjungan diplomatik ke berbagai galangan kapal terkemuka di Eropa. Pada Mei 2024, Ali mengunjungi kapal induk Italia, ITS Giuseppe Garibaldi, dan mengadakan pertemuan strategis dengan Wakil Kepala Angkatan Laut Italia, Laksamana Giuseppe Berutti Bergotto. Kunjungan ini dilanjutkan dengan peninjauan kapal induk Angkatan Laut Prancis, Charles De Gaulle (R91), bersama Menhan Sjafrie Sjamsoeddin di perairan Lombok. Eksplorasi ini memberikan wawasan berharga tentang berbagai opsi teknologi dan kapabilitas yang tersedia untuk Indonesia.
Kaharuddin Djenod, Direktur Utama PT PAL, dalam presentasinya di Universitas Gadjah Mada (UGM) September 2024, mengonfirmasi bahwa pengadaan kapal induk merupakan salah satu prioritas dalam agenda pemerintahan Prabowo Subianto. Namun, aspek finansial menjadi pertimbangan krusial mengingat estimasi biaya yang mencapai US$ 1,55 miliar untuk kapal sekelas LHD Canberra. Angka ini menuntut perencanaan anggaran yang matang dan possibly mempertimbangkan berbagai skema pembiayaan alternatif.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan wilayah maritim yang luas, Indonesia memerlukan kapabilitas pertahanan laut yang mumpuni. KSAL Muhammad Ali menekankan urgensi memiliki kapal-kapal bertonase besar dengan kemampuan “ocean going” yang dapat beroperasi di perairan dalam dan samudra luas. Kapabilitas ini dianggap vital untuk memperkuat pertahanan laut Indonesia dan memastikan kemampuan TNI AL dalam mengamankan kepentingan nasional di berbagai kondisi perairan.
Indonesia juga membuka peluang kerja sama dengan India dalam pengembangan kapal induk. Pada Januari 2025, perwakilan tinggi Indonesia telah mengadakan pembicaraan awal dengan pihak India mengenai potensi kerja sama ini. Opsi kolaborasi dengan India menawarkan prospek transfer teknologi dan penguatan hubungan pertahanan bilateral yang dapat menguntungkan kedua negara.
Rencana pengadaan kapal induk merupakan bagian integral dari program modernisasi TNI AL. KSAL Muhammad Ali menegaskan pentingnya meningkatkan kapabilitas angkatan laut untuk menghadapi tantangan masa depan. Pengadaan kapal induk mini atau LHD dipandang sebagai langkah strategis dalam memperkuat pertahanan laut Indonesia dan meningkatkan kemampuan proyeksi kekuatan di wilayah maritim.
Meski masih dalam tahap pengkajian, dukungan kuat Presiden Prabowo terhadap pengadaan kapal induk mencerminkan visi jangka panjang untuk memperkuat pertahanan maritim Indonesia. Tantangan finansial dan teknis yang ada membutuhkan perencanaan matang dan possibly pendekatan bertahap dalam implementasinya. Dengan dukungan politik yang kuat dan perencanaan yang cermat, Indonesia berpeluang mewujudkan ambisi memiliki kapal induk dalam beberapa tahun mendatang, yang akan signifikan meningkatkan posisi strategis Indonesia di kawasan Indo-Pasifik.