December 10, 2025 By pj

10 Desember 2025 – Bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat terus menunjukkan dampak yang semakin besar. Hingga Rabu 10 Desember 2025, BNPB mencatat total korban meninggal mencapai 969 jiwa, ratusan warga masih hilang, ribuan mengalami luka, dan ratusan ribu rumah mengalami kerusakan. Selain merusak infrastruktur, bencana ini juga menimbulkan masalah kesehatan serius di wilayah pengungsian, sementara pemerintah terus mengerahkan seluruh kekuatan nasional untuk mempercepat penanganan.
Menurut data Dashboard Penanganan Bencana Darurat Banjir dan Longsor BNPB per Rabu 10 Desember 2025 pukul 09.23 WIB, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana ini mencapai 969 jiwa.
Rinciannya adalah:
Sementara itu, 262 orang masih dinyatakan hilang. Sumut mencatat jumlah orang hilang tertinggi yaitu 138 jiwa, disusul Sumbar 93 jiwa, dan Aceh 31 jiwa.
BNPB juga melaporkan 5.000 warga terluka, serta 157,9 ribu rumah di 52 kabupaten/kota mengalami kerusakan. Sejumlah ratusan jalan dan puluhan jembatan rusak, menyebabkan proses distribusi bantuan menjadi terhambat dan memperlambat pemulihan di berbagai daerah terdampak.
Kondisi Pengungsian dan Penyakit yang Mulai Menyebar
Situasi di pengungsian semakin memprihatinkan karena ribuan warga mulai terpapar penyakit. Sekretaris Dinkes Sumut, Hamid Rijal Lubis, mengungkapkan “Hingga Minggu, 7 Desember 2025 pukul 13.00 WIB menunjukkan penyakit kulit dan ISPA menjadi penyakit tertinggi di wilayah terdampak”
Ia merinci bahwa terdapat 6.433 kasus penyakit kulit dan 5.151 kasus ISPA di beberapa kabupaten kota yang terdampak bencana. Kondisi ini memperbesar beban penanganan kesehatan di lapangan, terutama karena sanitasi di tempat pengungsian masih terbatas.
Daerah dengan angka korban meninggal tertinggi adalah Aceh Utara (138 orang), Aceh Tamiang (58 orang), dan Aceh Timur (48 orang).
Wilayah dengan korban terbanyak tercatat di Tapanuli Tengah (110 orang), Tapanuli Selatan (85 orang), dan Kota Sibolga (53 orang).
Korban meninggal terbanyak berada di Agam (181 orang), disusul Padang Pariaman (23 orang) dan Kota Padang Panjang (19 orang).
Pemerintah Provinsi Sumbar memutuskan memperpanjang status tanggap darurat hingga 22 Desember 2025. Gubernur Sumbar Mahyeldi menyatakan “Setelah diadakan rapat pada hari ini, maka kita putuskan untuk perpanjangan tanggap darurat sampai tanggal 22 Desember nantinya”
Ia juga menambahkan “Kita harapkan kepada bupati-wali kota untuk bisa melengkapi seluruh pendataan-pendataan yang ada sehingga pada masa ini sehingga kita dapat membuat langkah-langkah dalam rangka untuk rehab-rekon ke depan”
Hingga kini, pemerintah belum menetapkan status darurat bencana nasional. Namun, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno menegaskan bahwa seluruh kementerian dan lembaga tetap bekerja dengan kekuatan penuh.
Dalam keterangannya, ia menyampaikan:
“Seluruh kementerian/lembaga diperintahkan oleh Bapak Presiden termasuk TNI-Polri, BNPB dan semua komponen untuk mengerahkan sumber dayanya semaksimal mungkin menangani bencana di Sumatera. Jadi sekali lagi penanganannya benar-benar penanganan full kekuatan secara nasional”
Related Tags & Categories :