Leet Media

Momen Helikopter Polri Terbang Rendah Agar Bantuan Tidak Rusak di Aceh Tamiang

December 10, 2025 By pj

Instagram: @sabharaid

10 Desember 2025 – Aksi helikopter AgustaWestland AW169 milik Polri yang terbang rendah untuk menyalurkan bantuan ke wilayah banjir Aceh Tamiang menjadi sorotan publik. Keberanian pilot dalam mengambil keputusan cepat di tengah kondisi cuaca buruk, jarak pandang terbatas, dan minimnya lokasi pendaratan dinilai sebagai upaya krusial untuk memastikan bantuan tetap tiba di tengah situasi darurat.

Aksi Terbang Rendah Helikopter Polri yang Viral

Video helikopter Polri yang melakukan manuver terbang rendah saat dropping bantuan di Aceh Tamiang beredar luas dan menuai pujian dari masyarakat. Rekaman tersebut memperlihatkan kemampuan pilot dalam mempertahankan posisi hover rendah di lokasi yang sulit dijangkau karena seluruh area tergenang banjir.

Dalam video yang beredar, aksi itu dianggap sebagai salah satu kemampuan paling menantang bagi pilot helikopter. Manuver presisi ini menjadi satu-satunya cara agar bantuan dapat dijatuhkan tanpa membahayakan warga yang menunggu di bawah.

Kondisi Darurat di Lapangan

Minim Lokasi Pendaratan dan Akses Terputus

Banjir bandang membuat sebagian besar wilayah Aceh Tamiang tergenang. Banyak titik evakuasi tidak dapat dijangkau baik melalui darat maupun udara.

Kondisi darurat ini dijelaskan oleh Kadivhumas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho yang menyebut:

“Tidak ada tempat aman untuk melakukan droping bantuan. Seluruh area tergenang, lahan kosong berubah menjadi arus deras, dan titik-titik evakuasi tak lagi dapat dijangkau.”

Sandi menegaskan bahwa meski penuh risiko, bantuan tetap harus sampai demi memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak.

Keputusan Cepat Pilot di Tengah Risiko Tinggi

Pengiriman logistik dilakukan menggunakan helikopter Poludara Baharkam Polri dengan empat personel:

Dalam situasi ekstrem, pilot harus mengambil keputusan dalam hitungan detik. Seperti dijelaskan dalam dokumen:

“Dalam kondisi itu, pilot Kepolisian Udara harus mengambil keputusan cepat. Di tengah hembusan angin kencang dan jarak pandang terbatas, ia memilih satu-satunya titik yang memungkinkan—sebuah lokasi sempit yang sebenarnya sangat berisiko, namun menjadi harapan terakhir bagi warga yang menunggu pertolongan.”

Manuver dilakukan dengan menahan helikopter pada ketinggian rendah agar paket bantuan dapat dijatuhkan dengan tepat sasaran.

Warga Menyambut Bantuan di Tengah Banjir

Saat helikopter berada pada titik dropping, warga langsung menghampiri untuk menerima logistik yang dijatuhkan. Proses ini tidak mudah karena cuaca, arus deras, dan medan yang terus berubah.

Sandi menjelaskan “Dengan manuver presisi, helikopter ditahan pada ketinggian rendah. Awak udara bersiaga, memastikan paket-paket bantuan jatuh tepat sasaran tanpa membahayakan warga. Keputusan ini bukan tanpa bahaya.”

Ia menambahkan bahwa risiko tersebut harus diambil demi keselamatan warga “Tapi demi saudara-saudara kita yang bertahan di tengah banjir Aceh Tamiang, resiko itu harus diambil. Karena di momen genting seperti ini, keselamatan banyak jiwa jauh lebih penting dari apapun.”

Airdrop dari Hercules di Gayo Lues

Terpisah dari operasi helikopter Polri, TNI AU juga melakukan distribusi bantuan menggunakan pesawat C130 J Super Hercules dengan metode Low Cost Low Altitude (LCLA). Sebanyak 36 bundle logistik atau sekitar 5,6 ton makanan dijatuhkan ke wilayah yang juga terdampak banjir dan longsor di Gayo Lues.

Upaya Bersama dalam Situasi Banjir Ekstrem

Rangkaian operasi udara ini menunjukkan bahwa ketika akses darat terputus, jalur udara menjadi penyelamat utama. Baik helikopter Polri maupun pesawat Hercules TNI AU bekerja dalam kondisi berisiko tinggi demi memastikan bantuan tetap sampai ke tangan warga yang membutuhkan.