December 8, 2025 By pj

8 Desember 2025 – Seorang mahasiswi Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Bandung menarik perhatian publik setelah mengunggah tugas akhirnya di media sosial. Karyanya berupa desain kemasan pembalut ramah anak yang dirancang khusus untuk membantu remaja putri menghadapi menstruasi pertama.
Terinspirasi oleh pengalaman pribadi yang minim edukasi soal haid, proyek ini berhasil menuai banyak apresiasi dari warganet berkat konsepnya yang informatif, mudah dipahami, dan dekat dengan kebutuhan remaja.

Mahasiswi DKV ITB tersebut membagikan karyanya melalui akun X dan langsung mendapat sorotan luas. Ia mengungkap bahwa konsep ini berasal dari pengalaman pribadinya yang merasa kurang mendapatkan edukasi seputar menstruasi. Dalam unggahannya, ia menuliskan bahwa ia hanya tumbuh bersama saudara laki-lakinya dan hanya mengandalkan apa yang ibunya punya di rumah ketika ia mengalami menstruasi pertamanya.
Kesadaran akan minimnya informasi yang diterima anak perempuan menjelang haid pertama menjadi dasar terciptanya desain pembalut yang lebih komunikatif, ramah visual, dan mudah dijangkau oleh remaja.

Dalam tugas akhirnya, ia merancang satu paket lengkap yang memuat berbagai kebutuhan edukatif bagi remaja yang baru mengalami menstruasi pertama. Paket tersebut mencakup:
Isi paket dilengkapi instruksi penggunaan pembalut berbagai ukuran yang dirancang dengan visual yang sederhana agar mudah dipahami anak-anak.
Terdapat brosur berisi penjelasan dasar mengenai menstruasi yang dibuat menggunakan bahasa yang ringan dan tidak mengintimidasi.
Ia juga menyertakan menstrual cycle tracker yang membantu remaja mengenali pola menstruasi mereka sejak awal.
Paket tersebut dilengkapi pamflet informasi yang dibuat “super mudah dipahami” agar anak-anak tidak merasa bingung atau takut ketika menghadapi haid pertama.
Unggahan ini mendapat banyak pujian dari para pengguna media sosial. Banyak dari mereka mengapresiasi konsep yang dianggap sangat berguna bagi remaja perempuan. Bahkan, beberapa netizen dewasa turut bercanda bahwa meski produk tersebut ditujukan untuk anak-anak, mereka pun ingin membelinya.
Respons positif ini menunjukkan bahwa isu edukasi menstruasi masih sangat relevan dan membutuhkan inovasi agar dapat diterima dengan lebih mudah oleh generasi muda.