Leet Media

Monumen Reog Setinggi 126 Meter di Ponorogo Siap Jadi Simbol Budaya

November 6, 2025 By pj

Kompas

6 November 2025 – Monumen dan Museum Reog Ponorogo kini memasuki tahap akhir pembangunannya. Berdiri setinggi 126 meter, monumen megah ini resmi mengalahkan tinggi Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali yang mencapai 121 meter. 

Selain menjadi simbol kebanggaan masyarakat Ponorogo, monumen ini diproyeksikan sebagai magnet wisata baru sekaligus pusat ekosistem budaya di Jawa Timur.

Momentum Besar Setelah Reog Diakui UNESCO

Pembangunan monumen ini merupakan kelanjutan dari momentum bersejarah setelah Reog Ponorogo ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO pada 3 Desember 2024 di Asunción, Paraguay. 

Pengakuan tersebut menegaskan posisi Reog sebagai salah satu seni pertunjukan paling berharga di dunia.

Selain memperkuat identitas budaya Ponorogo, monumen ini juga membuka peluang besar bagi daerah untuk memperluas sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Pemerintah daerah menargetkan agar kawasan sekitar menjadi destinasi unggulan yang hidup dari kegiatan seni, kuliner, hingga festival tahunan.

Dibangun Lewat Skema Kolaborasi Publik dan Swasta

Proyek ini didanai melalui skema Kerja Sama Pemerintah Daerah dan Badan Usaha (KPDBU), yang memungkinkan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta

Langkah ini dianggap sebagai model baru pengembangan infrastruktur budaya di Indonesia—tidak hanya bergantung pada APBN, tetapi juga membuka ruang partisipasi berbagai pihak.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menilai langkah ini sebagai “ikon penting tidak hanya bagi Ponorogo tapi juga bagi dunia”. Ia juga menegaskan pentingnya menjadikan kawasan monumen sebagai pusat aktivitas budaya dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.

“Saya berharap kita semua, kementerian, lembaga, pemerintah daerah, provinsi, kabupaten, masyarakat, bisa menghidupkan tempat ini menjadi ekosistem budaya, kantong budaya yang akan hidup dinamis, termasuk menghidupkan perekonomian budaya di sekitar museum,” ujar Fadli Zon

Lebih Tinggi dari GWK dan Jadi Simbol Keberanian Daerah

Monumen Reog Ponorogo yang menjulang 126 meter disebut Fadli Zon sebagai bukti keberanian Ponorogo mencetak terobosan baru di bidang kebudayaan dan pariwisata. Tingginya bahkan melampaui Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali, yang selama ini menjadi salah satu ikon kebanggaan nasional.

“Kehadiran monumen yang megah ini bahkan tingginya 126 meter, lebih tinggi dari Garuda Wisnu Kencana. Ini akan menjadi ekosistem yang baik sehingga di lingkungan sekitar monumen, bahkan Ponorogo dan kabupaten/kota sekitarnya di Jawa Timur bisa menjadi destinasi wisata dan kuliner,” tutur Fadli.

Tahap Akhir dan Harapan Besar untuk Ekonomi Budaya

Menurut Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, pemasangan kepala burung merak di puncak monumen—yang beratnya mencapai 3 ton—menandai selesainya struktur utama. 

Tahapan berikutnya akan berfokus pada penyelesaian museum, termasuk digitalisasi kisah Reog, pembuatan relief tematik, dan tata pencahayaan malam hari yang menambah pesona bangunan.

Monumen Reog Ponorogo tidak hanya menjadi simbol kebanggaan lokal, tetapi juga bukti nyata gotong royong antara pemerintah, masyarakat, dan swasta. Ketika rampung sepenuhnya, kawasan ini diharapkan menjadi pusat kegiatan budaya internasional dan salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia ke depan.

 Monumen Reog Ponorogo berdiri bukan sekadar bangunan monumental, melainkan penanda era baru bagi kebudayaan Indonesia. Dari pengakuan UNESCO hingga pembangunan fisiknya, Reog kini memiliki rumah megah yang merepresentasikan semangat, kreativitas, dan kebanggaan rakyat Ponorogo. Dengan tinggi 126 meter, monumen ini tidak hanya menatap langit Jawa Timur—tetapi juga masa depan kebudayaan bangsa.

Related Tags & Categories :

highlight