October 4, 2025 By pj
4 Oktober 2025 – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) resmi mengubah sejumlah syarat dalam proses rekrutmen calon prajurit Bintara dan Tamtama. Kebijakan ini membuka peluang lebih luas bagi generasi muda untuk bergabung, tanpa terhalang batas administratif yang selama ini dianggap terlalu ketat.
Salah satu perubahan signifikan adalah penyesuaian tinggi badan minimal dari 163 sentimeter menjadi 158 sentimeter. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menegaskan bahwa kebijakan ini dilakukan dengan pertimbangan matang.
“Banyak calon yang sebenarnya memenuhi seluruh kualifikasi, tetapi tidak bisa mendaftar hanya karena selisih beberapa sentimeter. Dengan penyesuaian ini, kita berharap bisa menjaring lebih banyak calon prajurit yang berkualitas, berpotensi, dan punya motivasi kuat untuk mengabdi,” ungkap Wahyu.
Wakil Panglima TNI Jenderal TNI Tandyo Budi Revita juga menekankan bahwa perubahan ini tidak berarti menurunkan kualitas rekrutmen.
“Tapi bukan berarti kami mengurangi kualitas ya, karena kalau orang tinggi kan belum tentu lebih kuat dari yang pendek,” ujarnya.
Selain tinggi badan, TNI AD juga menaikkan batas usia maksimal calon prajurit dari 22 tahun menjadi 24 tahun. Perubahan ini disesuaikan dengan aturan terbaru terkait usia pensiun Bintara dan Tamtama, yang naik dari 53 tahun menjadi 55 tahun.
“Artinya, ruang pengabdian bagi prajurit di masa dinasnya menjadi lebih panjang, sehingga wajar jika batas usia masuk juga kita sesuaikan. Dengan begitu, pemuda yang usianya sudah di atas 22 tahun namun masih sangat layak secara fisik, mental, dan intelektual, tetap punya peluang untuk menjadi bagian dari TNI AD,” jelas Wahyu.
.
Jenderal Tandyo mengungkapkan bahwa kebutuhan pasukan di TNI AD semakin meningkat, terutama untuk mendukung pembentukan Batalyon Teritorial Pembangunan (BTP).
BTP merupakan satuan infanteri baru yang dibentuk untuk memperkuat ketahanan nasional, tidak hanya melalui pertahanan, tetapi juga melalui pembangunan sektor pertanian, perikanan, konstruksi, dan kesehatan. Satuan ini akan ditempatkan di setiap kabupaten dan kota dengan lahan seluas 30 hektar serta melibatkan prajurit yang memiliki keterampilan di berbagai bidang.
TNI AD menargetkan rekrutmen 24.000 tamtama pada tahun 2025 sebagai bagian dari penguatan organisasi. Menurut Brigjen Wahyu, angka ini adalah hasil perencanaan jangka panjang, bukan keputusan mendadak.
“Perlu saya jelaskan bahwa animo pemuda Indonesia untuk menjadi prajurit TNI AD justru terus meningkat secara konsisten dari tahun ke tahun. Hal ini tercermin dari data pendaftaran Calon Tamtama TNI AD tahun 2025 yang mencapai 107.365 orang, dengan jumlah calon tervalidasi sebanyak 38.835 orang,” ujarnya.
Wahyu menambahkan bahwa capaian rekrutmen TNI AD dalam lima tahun terakhir selalu melampaui target, bahkan mencapai 114,4 persen pada tahun 2023.
Wahyu menegaskan bahwa semua perubahan persyaratan diumumkan secara terbuka agar proses rekrutmen tetap transparan dan bebas dari penyalahgunaan informasi.
“Harapannya, langkah ini membuat proses rekrutmen semakin inklusif, transparan, dan menghasilkan prajurit-prajurit terbaik yang benar-benar lahir dari masyarakat, untuk kemudian mengabdi kepada bangsa dan negara,” pungkasnya