September 25, 2025 By pj
25 September 2025 – Indonesia selangkah lagi memiliki kapal induk pertamanya setelah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyetujui pendanaan akuisisi kapal induk Giuseppe Garibaldi milik Angkatan Laut Italia. Persetujuan ini menandai langkah bersejarah bagi TNI AL karena kapal induk tersebut akan menjadi yang pertama di Asia Tenggara
Rencana pembelian kapal induk Giuseppe Garibaldi tertuang dalam surat Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy kepada Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin pada 29 Agustus 2025.
Dalam lampiran surat disebutkan batas maksimal pendanaan sebesar US$450 juta atau setara Rp7 triliun untuk kapal induk beserta perlengkapannya. Dana ini dapat diperoleh melalui lembaga kredit ekspor asing, kreditur bilateral, maupun institusi swasta.
Selain kapal induk, dokumen tersebut juga mencakup rencana pengadaan helikopter angkut baru senilai US$250 juta dan kendaraan utilitas hingga US$300 juta.
Kapal induk Giuseppe Garibaldi diluncurkan pada 11 Juni 1983 oleh galangan Fincantieri Monfalcone. Kapal dengan bobot 14.000 ton ini mampu mengoperasikan jet tempur AV-8B Harrier II dan helikopter anti-kapal selam.
Beberapa spesifikasinya antara lain:
Menurut galangan kapal Fincantieri, Giuseppe Garibaldi masih memiliki masa pakai antara 15 hingga 20 tahun setelah menjalani refitting sesuai kebutuhan operasional TNI AL. Hal ini menegaskan bahwa kapal masih relevan untuk mendukung kekuatan laut Indonesia dalam jangka panjang.
Jika resmi dibeli, Giuseppe Garibaldi akan menjadi kapal induk pertama yang dimiliki Indonesia sekaligus memperkuat posisi strategis RI di kawasan Asia Tenggara.
Dalam pameran Indodefence 2025, Fincantieri memamerkan konsep refitting Giuseppe Garibaldi untuk menjadi kapal induk drone. Model konseptual yang ditampilkan bahkan memperlihatkan drone Bayraktar TB3 buatan Turki di geladaknya.
Delegasi Fincantieri juga telah mempresentasikan proposal konversi resmi di Jakarta, dengan melibatkan mantan komandan kapal dan tim teknis refitting. Meski detail biaya dan jadwal pengerjaan belum diumumkan, opsi konversi ini membuka peluang Indonesia untuk masuk ke era kapal induk drone.