August 16, 2025 By pj
15 Agustus 2025 – Fenomena langka dan mengerikan tengah terjadi di Fort Collins, Colorado, Amerika Serikat. Sejumlah kelinci liar terlihat dengan pertumbuhan menyerupai tanduk atau tentakel hitam di wajahnya. Warga menjulukinya sebagai kelinci Frankenstein, zombie rabbit, hingga demon rabbit. Meski terlihat seperti kisah horor, para ahli menjelaskan bahwa kondisi ini nyata dan disebabkan oleh virus tertentu yang menyerang kelinci.
Menurut Colorado Parks and Wildlife (CPW), kelinci tersebut terinfeksi Cottontail Rabbit Papilloma Virus (CRPV) atau Shope Papillomavirus. Virus ini memicu pertumbuhan tumor jinak berbentuk seperti kutil yang dapat memanjang menyerupai tanduk atau sulur hitam. Penularan terjadi melalui gigitan nyamuk, kutu, atau pinjal, terutama saat musim panas ketika serangga aktif.
Kara Van Hoose, juru bicara CPW, menjelaskan bahwa “virus dapat menyebar dari kelinci ke kelinci, tetapi tidak ke spesies lain termasuk manusia dan hewan peliharaan.” Ia menambahkan bahwa pertumbuhan ini tidak menyakiti kelinci, kecuali sudah merambat ke area sensitif seperti mata dan mulut yang mengganggu kelinci untuk makan. Imun kelinci juga mampu untuk melawan virus tersebut, apabila imun bekerja dengan baik, pertumbuhannya akan hilang.
Fenomena ini bukan hal baru. Sejarah mencatat bahwa virus pada kelinci telah tertulis mitos kuno jackalope di Amerika Utara, seekor kelinci dengan tanduk seperti rusa. Selain itu, penelitian tentang virus ini membantu ilmuwan memahami hubungan antara virus dan kanker, termasuk kaitannya dengan Human Papillomavirus (HPV) penyebab kanker serviks pada manusia.
Infeksi CRPV sering kali berawal dari bintik merah di kulit yang berkembang menjadi kutil. Dalam kasus parah, tonjolan hitam dapat menutupi wajah sepenuhnya, membuat kelinci sulit makan, melihat, atau bahkan mendengar. Banyak kelinci liar akhirnya mati kelaparan akibat pertumbuhan ini.
Susan Mansfield, warga Fort Collins, mengaku pernah melihat seekor kelinci dengan kondisi tersebut kembali setahun kemudian dengan tumor yang lebih besar. “Ia tampak seperti duri hitam yang menusuk keluar dari wajahnya. Saya kira dia akan mati di musim dingin, tapi ternyata kembali di tahun berikutnya, dan tumbuh lebih besar” ujarnya.
Bagi pemilik kelinci peliharaan, CPW menyarankan langkah pencegahan dengan menjaga kebersihan kandang, menghindari gigitan serangga, dan menutup area pemeliharaan. Jika terinfeksi, dokter hewan dapat mengangkat tumor sebelum berkembang menjadi kanker.
Pejabat satwa liar juga menegaskan agar warga tidak menyentuh atau mendekati kelinci liar yang menunjukkan tanda infeksi. Meskipun tidak menular ke manusia, interaksi langsung dapat memperparah penyebaran virus antar kelinci dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
Related Tags & Categories :